Rabu, 28 Maret 2012

TELUR AYAM MERAH?

YA, itu fenomena yang sedang tren mengenai perubahan selera konsumsi masyarakat terhadap telur.
Kalo anda ke Jakarta dan kota besar lain, carilah pedagang telur dipasar tradisional atau di mall.
Coba tanya telur ayam kampung, pasti yang ada adalah telur ayam kampung atau telur ayam buras jenis lain yang kuning telurnya sudah tidak kuning lagi, kuning telurnya ada yang berubah jadi jingga/ orange dan adapula yang ekstrim kuning telurnya berwarna merah.

Kuning telur yang berwarna jingga atau merah itu,sengaja dibuat oleh peternak untuk memenuhi permintaan pasar. Pada awalnya karena warna merah atau jingga  lebih menarik dan kabarnya kandungan gizinya lebih bagus.

Ada benarnya, tapi rasanya tidak 100% benar. Karena warna merah dan warna jingga pada kuning telur bisa dibuat dengan memberikan bahan kimia tambahan pada pakan bassal ayam yang sedang bertelur.Harga bahan kimia pemerah warna kuning telur itu lumayan mahal, kurang lebih Rp. 2 juta / kg. untuk pakan sejumlah 10 ton pakan, setara pakan untuk ayam buras 125.000 ekor satu hari. Kalo produktifitas ayam itu adalah 60 % maka biaya untuk membuat 'merah' kuning telur perbutir adalah Rp. 27,- /butir.Sementara selisih harga telur biasa dan telur yang isinya merah berkisar antara Rp. 200,- sampai Rp. 300,- / butir. Ini sangat menguntungkan bagi peternak, karena dengan menambah cost produksi 27 perak, harga bisa naik 200 perak, lumayan ada selisih minimal Rp.173,- perbutir. Nah kalo ada telur sehari 75.000 butir maka tambahan keuntungan adalah  Rp. 12.975.000,- itu dari memanfaatkan permintaan kuning telur merah (beda warna kuning telurnya) aja.

Dilain pihak, ada peternak unggas yang untuk memenuhi permintaan telur isi merah ini dengan menambahkan kepala udang pada formula pakannya. ini juga bagus, tapi perubahan warna kuning telurnya lambat dan tidak begitu beda jauh dengan telur biasa, dan kepala udang harganya mahal, juga tidak se efisien bahan pewarna telur itu pada aplikasinya, dilihat dari harga dan tenaga kerja.

Sebagai peternak, anda pilih mana?



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar